, LHOKSEUMAWE – PT Pertamina (Persero) membidik project revitalisasi besar sarana pemrosesan gas Arun dapat selesai tahun kedepan.
Perusahaan menunjuk cucu upayanya, PT Perta Arun Gas, untuk mengurus sarana yang pernah jadi kilang gas alam cair (liquefied alami gas/LNG) paling besar di dunia itu. Sekarang ada tiga project di kilang Arun yang berjalan bertepatan, yaitu revitalisasi terminal LNG, pembangunan terminal kondensat, serta tangki LPG.
Kami ke arah milestone selanjutnya: LNG hub, tangki kondensat, serta tangki LPG, kata Manajer Production Rencana and Process Engineering Perta Arun Gas, Sukarni Manan, kutip Koran Tempo edisi Senin 24 Juli 2017.
Arun ialah kilang LNG paling tua dengan umur yang sama juga dengan Kilang Bontang di Kalimantan Timur. Fasilitasnya terpadu dengan lapangan Arun di Aceh Utara dan dua daerah kerja terlepas pantai di perairan Sumatera sisi utara. Pada 1978-2014, Arun kirim 4.269 kargo LNG, sejumlah besar ke Korea serta Jepang.
Kompleks pemrosesan ini mempunyai 6 unit kilang gas, 2 pelabuhan spesial, serta 9 tangki penyimpanan gas. Tetapi, semenjak export selesai, kesepakatan pengendalian Arun NGL ikut kedaluwarsa.
Sekarang sejumlah besar sarana di Arun menganggur sebab produksi migas dari lapangan penyuplai di sekelilingnya jauh berkurang. Perta Arun Gas cuma mengurus sarana regasifikasi LNG serta dua tangki penyimpanan. Perusahaan memproses gas sekitar 17 kargo per tahun. Dari angka itu, 16 kargo datang dari kilang gas Kuat di Papua Barat, yang dioperasikan BP Berau. Gas dipakai untuk menyalakan setrum Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Arun serta PLTMG Belawan, Sumatera Utara. Bekasnya digunakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda serta industri yang lain.
Manan menjelaskan revitalisasi mempunyai tujuan tingkatkan utilitas Arun buat warga. Project tangki LPG akan dibuat oleh PT Pertamina Marketing and Trading memiliki keseluruhan 60 ribu mtr. kubik. LPG nanti akan memasok keperluan masyarakat Aceh serta beberapa Sumatera Utara. Dalam tempo dekat, keperluan LPG dapat dipenuhi dari Arun, tuturnya.
Pertamina akan memakai dua tangki yang lain jadi area untuk menyimpan LNG. Tangki akan disewakan, seperti sarana yang dipunyai Singapore LNG. Manan menjelaskan, sampai sekarang, dua perusahaan tertarik memakai tangki Pertamina, yakni Japan LNG serta Itochu. Sekarang tangki masih juga dalam step perbaikan suku cadang. Keperluan dananya sampai US$ 30 juta.
Project yang lain ialah area untuk menyimpan kondensat yang dibuat oleh Pertamina Marketing and Trading. Perusahaan akan memakai tiga tangki memiliki 1,5 juta barel untuk menaruh stock kondensat. Sarana bermanfaat untuk mendukung jual-beli produk migas Pertamina. Akan ada kerja sama juga dengan Thailand serta Malaysia. Itu setahap, kata Manan.
Volume regasifikasi akan bertambah tahun kedepan. Gagasannya, Perta Arun Gas akan berkontrak dengan PLN untuk mengolah gas PLTMG Arun II serta supply bahan baku untuk Pupuk Iskandar Muda.
Kepala Tubuh Pengelola Migas Aceh Marzuki Daham mengharap Pertamina menjaga sarana pemrosesan gas. Karena, kata Marzuki, beberapa kontraktor tertarik memproses gasnya di kilang itu. Ia menjelaskan pemrosesan gas di kilang Arun lebih irit ongkos daripada membuat sarana pemrosesan gas sendiri.
Di Aceh, eksplorasi migas masih menggeliat. Jika dapat share facilities di Arun, ongkos produksi gasnya dapat turun hingga harga dapat tambah murah, katanya masalah kilang PT Pertamina.
ROBBY IRFANY
"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar