Senin, 11 November 2019

Kisah Penjual Kaos Musiman Sukses Menjual 1.350 Kaos Asian Games

BI Katakan Pemicu Utang Luar Negeri per April Tumbuh Melambat

, Jakarta - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri atau ULN Indonesia di akhir April 2018 tumbuh melambat. ULN Indonesia di akhir April 2018 tertera sebesar US$ 356,9 miliar. Jumlahnya itu terbagi dalam utang pemerintah serta bank sentra sebesar US$ 183,8 serta utang swasta terhitung Tubuh Usaha Punya Negara (BUMN) sebesar US$ 173,1 miliar.

ULN Indonesia tumbuh 7,6 % (yoy) di akhir April 2018, melambat dibanding dengan 8,8 % (yoy) pada bulan awalnya, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman Zainal dalam info tercatat, Kamis, 21 Juni 2018.

Menurut Agusman, perlambatan ini berlangsung pada ULN bidang pemerintah, atau ULN bidang swasta. Ini tunjukkan keyakinan investor asing pada pengendalian fiskal serta pasar Surat Bernilai Negara (SBN) Indonesia masih lumayan tinggi ditengah-tengah desakan likuiditas global.

Pada bulan April 2018 pemerintah sudah menerbitkan SUN dalam mata uang dolar AS serta Euro (global bonds) dengan format SEC-Registered Shelf yang sangat mungkin pemerintah menerbitkan obligasi di pasar modal kapan juga waktu diperlukan.

Agusman menjelaskan penerbitan global bonds ini manfaatkan momen positif kenaikan rangking utang Indonesia oleh Moody’s pada tanggal 13 April 2018 dari Baa3 (positif) jadi Baa2 (stable), di samping membaiknya keadaan makro ekonomi pada awal April.

Pada April 2018 ada pelunasan utang serta pelepasan SBN domestik oleh investor asing, pascakenaikan Fed Fund Rate akhir Maret 2018. Dengan perubahan itu, ULN pemerintah pada April 2018 tumbuh melambat dibanding dengan perkembangan bulan awalnya jadi sebesar 180,5 miliar dolar AS, kata Agusman.

Mengenai utang pemerintah itu terdiri dari SBN (SUN serta SBSN/Sukuk Negara) yang dipunyai oleh nonresiden sebesar US$ 125,1 miliar serta utang dari kreditur asing sebesar US$ 55,4 miliar. Agusman menjelaskan pengendalian ULN dengan profesional serta bertanggungjawab dikerjakan Pemerintah dengan berkelanjutan untuk jaga sustainabilitas fiskal.

Menurut Agusman, ULN swasta tumbuh melambat khususnya dikuasai oleh ULN bidang pertambangan, bidang industri pemrosesan, serta bidang layanan keuangan. Dengan tahunan, perkembangan ULN ke-3 bidang itu pada April 2018 semasing sebesar 2,1 %, 4,3 %, serta 2,1 %, lebih rendah dibanding dengan perkembangan pada bulan awalnya.

Agusman menjelaskan perkembangan ULN bidang penyediaan listrik, gas, serta uap atau air panas (LGA) alami penambahan dibanding dengan perkembangan bulan awalnya. Pangsa ULN ke empat bidang itu pada keseluruhan ULN swasta sampai 72,4 %, relatif sama juga dengan pangsa pada era sebelumnya. Perubahan ULN Indonesia pada April 2018 masih teratasi dengan susunan yang sehat, katanya.

Susunan yang sehat itu, kata Agusman, tercermin dari rasio ULN Indonesia pada Produk Domestik Bruto (PDB) di akhir April 2018 yang tertera konstan di rata-rata 34 %. Rasio itu masih lebih baik dibanding dengan rata-rata negara peers. Negara peers ialah negara dengan grade sama dengan atau double B.

Agusman menjelaskan berdasar periode waktu, susunan ULN Indonesia di akhir April 2018 masih didominasi ULN berjangka panjang yang mempunyai pangsa 86,7 % dari keseluruhan ULN. Menurut Agusman Bank Indonesia bekerjasama dengan pemerintah terus memonitor perubahan ULN dari sekian waktu untuk memaksimalkan peranan utang luar negeri dalam memberi dukungan pembiayaan pembangunan, tanpa ada memunculkan efek yang bisa mengubah kestabilan perekonomian.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar