Sabtu, 16 November 2019

Novel O Eka Kurniawan Disebut sebagai Novel Berkelas Dunia

Olah Sampah Plastik, PUPR Beli Seribu Mesin Pencacah Garapan UGM

, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono tunjukkan keseriusannya dalam pemrosesan sampah plastik di Indonesia. Satu bentuk keseriusannya ialah kementeriannya siap beli seribu alat pencacah sampah plastik, yang hasilnya bisa dipakai jadi bahan kombinasi aspal sampai 20 %, garapan mahasiswa Fakultas Tehnik Kampus Gadjah Mada (FT UGM).

“Tujuannya, untuk kurangi sampah plastik sebab pantai kita paling kotor ke-2 di dunia. Pendayagunaan sampah plastik dengan mengolahnya, diantaranya jadi bahan kombinasi aspal,” tutur Basuki, seperti diambil dari tayangan wartawan Kementerian PUPR, Kamis, 22 Februari 2018.

Dia menerangkan, alat pencacah plastik itu adalah hasil pengembangan mahasiswa FT UGM, yang bekerja bersama dengan tubuh usaha punya negara PT Barata Indonesia. Mesin itu sekarang masih berupa purwarupa, tetapi akan dibuat dengan massal dalam tempo dekat.

Basuki mengklaim riset pendayagunaan sampah plastik telah dikerjakan semenjak 2008 oleh Tubuh Riset serta Peningkatan PUPR. Selanjutnya atas ide Kementerian Koordinator Kemaritiman, riset ini terus ditingkatkan serta diintensifkan semenjak awal 2017. Pemakaian aspal kombinasi sampah plastik sudah diuji-coba pada beberapa ruas jalan nasional di Jakarta, Makassar, Bekasi, Denpasar, serta jalan tol Tangerang-Merak.

Berdasar hasil uji laboratorium 2017 oleh Pusat Litbang Jalan Balitbang Kementerian PUPR, kombinasi beraspal panas dengan penambahan sampah plastik lebih tahan pada deformasi serta retak capek dibanding dengan kombinasi beraspal panas biasa.

Tidak hanya berguna untuk aspal, pemrosesan sampah plastik bermanfaat kurangi volume sampah itu di Indonesia. Lebih, Kementerian merencanakan menyertakan warga dalam pemrosesan sampah plastik dengan mendistribusikan alat pencacah plastik bikinan PT Barata Indonesia itu.

“Balai Penerapan Jalan Nasional yang berada di wilayah siap beli hasil plastik cacahnya pada harga seputar Rp 4.000 per kg. Banyaknya bergantung potensi produksi sebab pada prinsipnya kita butuh banyak,” tutur Basuki. “Plastik yang akan dibeli itu yang telah dicacah jadi ukuran 4 milimeter.”

Dia menerangkan, pemakaian sampah plastik benar-benar tidak kurangi kualitas jalan, serta malah dapat meningkatkan kerekatan jalan. Waktu dihampar jadi aspal panas, suhunya saat diukur seputar 150-180 derajat Celsius, yang berarti plastik tidak terdegradasi serta masih jauh dari batas kemunduran sampah, yakni 250-280 derajat Celsius atau suhu waktu plastik keluarkan toksin.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar